Proses Industri Keramik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Material teknik dewasa ini mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan tersebut meliputi di dalam struktur,
komposisi, sifat-sifat fisik dan mekanik. Sifat-sifat fisik yaitu berkaitan
dengan berat jenis material tersebut, manakala sifat mekanik berkaitan dengan
kemampuannya untuk digunakan di dalam produk teknik. Para engineer material
dewasa ini sedang giat-giatnya mengadakan penelitian terhadap bahan-bahan yang
terbuat daripada non metal. Salah satunya adalah keramik.
Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama
di gunakan, yaitu sejak 4000 SM. Barang – barang yang di buat dari keramik
adalah pot bunga dan bata. Dalam industri otomotif modern, keramik telah di
gunakan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition
park di dalam proses pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai
isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi bahan yang penting di dalam
mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi kehausan pada temperatur
yang tinggi.
Keramik pada dasarnya terbuat dari tanah liat
dan umumnya di gunakan untuk perabot rumah tangga dan bata untuk pembangunan
perumahan. Pada masa kini keramik tidak lagi hanya terbatas penggunaanya untuk
keperluan tradisional seperti tersebut di atas, malah sekarang keramik telah
mengalami kemajuan dan di kenal dengan bahan keramik termaju. Bahan keramik
sudah di gunakan dalam bidang Teknik Elektro, Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan
bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang Kedokteran. Bahan keramik sebagian
sudah di gunakan dalam motor bakar seperti untuk komponen-komponen mesin diesel
misalnya untuk turbo charge, klep dan kepala piston.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Keramik
Keramik di bagikan kepada dua kumpulan utama yang berdasarkan jenis
bahan, metode pembuatannya dan jenis penggunaannya. Dua kumpulan tersebut
adalah:
2.1.1 Keramik Konvensional
Keramik ini biasanya di bagikan kepada empat bagian mengikut fungsinya:
a. Keramik Berstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik. Antara bahan
yang termasuk di dalam golongan ini ialah alumina, silicon karbida, silicon
nitrida, komposite dan bahan yang di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat
potensi di gunakan di dalam mesin diesel sebagai piston dan ruang pra
pembakaran, turbo charge dan turbin gas. Ia di gunakan juga sebagai bahan
penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan mata pahat potong logam (Cutting
tool).
b. Keramik Putih
Yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur jaringan
yang halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan
fluks dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-1500oC di dalam
tanur (kiln). Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china, ubin keramik
putih,dsb.
c. Keramik Refraktori
Yakni keramik yang mencakup bahan – bahan yang digunakan untuk menahan pengaruh
termal, kimia dan fisik. Refraktori
dijual dalaam bentuk bata tahan api, bata silica, magnesit,dsb.
d. Keramik Listrik
Yang termasuk dalam kategori keramik ini mempunyai fungsi electromagnet dan
optic dan juga fungsi kimia yang berkaitan dengan penggunaannya secara
langsung. Keramik ini digunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer, dan
pensemikonduksi.
2.1.2 Keramik Termaju
Di bagi kepada empat jenis berdasarkan bahan dasarnya.
-Keramik oksida: Alumina, zirkonia, titania, barium titanat.
-Keramik bukan oksida: Silikon karbida, silicon nitrida, borida dll
-Keramik komposit: Fiber reinforced composite, whisker-reinforced composite.
-Keramik kaca: Silika, natrium oksida, kalium oksida, kalsium oksida, kobalt
oksida dll.
2.1.3 Jenis Badan
Keramik Menurut Kepadatan
2.1.3.1 Gerabah
(Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis
dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya
kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis
lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan
dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo,
kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.
2.1.3 2. Keramik
Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang
dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi
(1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan
kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
2.1.3. 3. Porselin
(Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat
dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika.Oleh karena badan porselin jenis
ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik
putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan
ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya
tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya
rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu
tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara
teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai
daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga
bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
2.1.3. 4. Keramik
Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses
untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi,
komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis,
keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan
yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan
Produk
3.1.1 Bahan baku
Ada tiga bahan utama yang digunakan untuk membuat produk
keramik klasik, yaitu lempung, feldspar, dan pasir. Lempung adalah aluminium
silikat hidrat yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan
dari bahan beku yang mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang
penting. Reaksinya dilukiskan sebagai berikut :
K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O
+ 4 SiO2 è K2O.Al2O3.6SiO2 +
CO2 + 2H2O
Terdapat tiga jenis lempung/tanah liat utama yang di bedakan oleh warna, ukuran
partikel, sifat keliatan dan komposisi kimianya yaitu :
· Tanah liat kaolin berwarna putih, berukuran
partikel sederhana, kurang keliatannya/sifat plastis. Dan
mengandungi komposisi besi yang kurang dari 1%.
· Tanah
liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran partikel halus,
keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida diantara 0 – 2 %.
· Tanah
liat api (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel antara sederhana
dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.
Kedua-dua tanah liat kaolin ini kebanyakan di gunakan dalam
industri keramik konvensional seperti industri pembuatan piring, mangkuk,
peralatan kamar mandi, lantai dan dinding, perhiasaan rumah seperti pot bunga
porselin, peralatan listrik untuk voltan rendah dan tinggi.
Beraneka ragamnya sifat fisik lempung dan kandungan tak
kemurniannya, sehingga biasanya harus ditingkatkan mutunya terlebih dahulu
melalui prosedur benafisiasi, yaitu menyingkirkan pasir dan mika dari lempung.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O. Al2O3.SiO2), soda (NaO. Al2O3.6SiO2), dan
gamping (CaO. Al2O3.6SiO2), yang kesemuanya dipakai dalam produk keramik.
Feldspar sendiri berfungsi sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik.
Bahan – bahan ini termasuk bahan mentah yang
di gunakan dalam pembuatan barang keramik konvensional seperti, feldspar,
silicon, kalsium karbonat. Selain dari pada bahan di atas, berbagai mineral
lain, seperti garam dan oksida juga digunakan sebagai bahan fluks dan perawis
refraktori.
Seperti Alumina, Zirkonia, Silicon karbida,
Silicon nitrida, Barium titanat adalah merupakan sebahagian barangan keramik
berteknologi tinggi. Bahan mentah ini mempunyai kemurnian yang tinggi, mahal
dan kegunaannya tertumpu kepada industri teknik, mekanik, biological,
elektronik dan listrik.
Bahan-bahan ini mempunyai potensi dan
reputasi masa depan yang tinggi bagi menggantikan bahan-bahan yang telah ada
seperti besi dan baja. Hasil penggunaan bahan mentah ini dapat membentuk
komponen atau produk yang mempunyai sifat-sifat kekuatan yang amat tinggi,
kekerasan yang kuat, tidak bertindak balas dengan bahan kimia, kadar kehalusan
yang rendah, mempunyai unsur ketahanan panas dan temperatur cair yang tinggi.
Diantara bahan fluks yang biasa digunakan
untuk menurunkan suhu vitrifikasi, suhu lebur, dan suhu reaksi adalah boraks
(Na2B4O7. 10H2O), soda abu (Na2CO3), tulang kalsinasi, fluorspar (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), oksida besi, mineral litium, dll. Sedangkan beberapa bahan
perawis refraktori khusus misalnya alumina (Al2O3), magnesit (MgCO3), zirnkonia
(ZrO2), titania, alumunium silikat, dll.
Berikut ini adalah bahan baku dasar pembuatan
keramik, beserta sifat-sifat lempung dan feldspar.
Kaolinit Feldspar Pasir/ Flin
o Rumus Al2O3.2SiO2.2H2O K2 O.Al2O3.6SiO2 SiO2
o Plastisitas Plastic Non plastic Non plastic
o Fusibilitas Refraktori Perekat mudah lebur
Refraktori
o Titik cair 1785oC 1150oC 1710oC
o Ciut pada pembakaran Sangat ciut Lebur Tidak
ciut
Banyak lagi bahan baku lain yang digunakan
daalam berbagai susunan, sedikitnya 450 macam yang sudah diklasifikasi.
3.1.2 Produk
Sifat – sifat umum keramik:
o Tahan terhadap suhu tinggi
o Dapat digunakan sebagai bahan insulasi
listrik atau semikonduktor denagn variasi sifat – sifat magnetic dan
dielektrik.
o Tahan erhadap demormasi, rapuh.
o Ketergantungan rendah
o Kekerasan
tinggi.
3.2 Reaksi Yang Terjadi
Pada pembuatan keramik
terjadi reaksi
· Bahan
Baku
K2OAL2O3 .
6SiO2 + CO2 + 2H2O K2CO2 +
Al2O3 . 2SiO2 . 2H2O
+ 4SiO2
· Produk
AL2O3 .
2SiO2 . 2H2O Al2O3 +
2SiO2 + 2H2O
3.3 Uraian Proses
Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai kuantitas
bahan baku yang sudah disebutkan di atas, membentuknya lalu
memanaskan sampai suhu pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 7000C untuk beberapa
glasir luar, tetapi banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu 2000oC.
Pada suhu vitrifikasi terjadi sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi
konversi kimia:
1. Dehidrasi, atau “ penguapan air kimia” pada
suhu 150-650oC
2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-900oC
3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada
suhu 350-900 oC
4. Pembentukan silica pada suhu 900oC lebih.
5. Tahapan proses dalam membuat keramik saling
berkaitan antara satu dengan lainnya.
Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan
menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan
awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik :
Ada beberapa tahapan proses yang harus
dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
3.3.1 Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah
bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan
keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan
metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara
lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing),
dan pengurangan kadar air. Pengurangan
ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan
ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang
tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60 – 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk
mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan
dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses
basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses
lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung
sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan
diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian
dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan
gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah
diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan
keplastisan yang maksimal.
3.3.2 Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat
plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan
utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung
(handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
a. Pembetukan Tangan Langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung,
ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik
pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
b. Pembentukan dengan Teknik Putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah
keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat
ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
c. Pembentukan dengan Teknik Cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara
langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat
dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak
tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan
adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang
digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini
adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis.
Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
3.3.3 Pengeringan
Setelah benda keramik
selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari
tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan
keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses
penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan
berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) Air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976).
Karena produk keramik
hampir semuanya punya sifat refraktori, artinya tahan terhadap panas dan sifaat
ini bergantung pada oksida refraktori terhadap oksida fluks di dalamnya.
Efek dari pemanasan
yang utama yaitu mendorong air hidrasi keluar , ini terjadi pada suhu 600-650oC
dengan menyerap sejumlah besar kalor, meninggalkan suatu campuaran amorf
alumunia dan silica, seperti terlihat dari penelitian dengan sinar X.
Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O èAl2O3.2SiO2.2H2O
Keseluruhan reaksi yang
terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6H2O è3
(Al2O3.2SiO2.2H2O)
Kaonit Munit
kristobalit
3.3.4 Pembakaran
Pembakaran merupakan
inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat.Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada
kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda
menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran
biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu
menyerap glasir secara optimal.
3.3.5 Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan
glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik
adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
· K2OAl3O3 6SIO2 +
CO2 + H2O è K2CO3 +
Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2
· K2OAl3O3 6SIO2 +
CO2 + H2O è K2CO3 +
Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2
3.4 Keramik Putih
Keramik putih (whiteware ) adalah nama yang umum diberikan untk sejenis
keramik yang biasanya berwarna putih dan berstruktur (jaringan ) halus Keramik
ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks dalam jumlah
bervariasi yang dipanaskan pada suhu yang cukup tinggi ( 1200 sampai 15000C
) didalam tanur (klin). Oleh karena jumlah da macam fluks yang beragam,
terdapat pula keragaman dalam tingkat vitrifikasi di antara keramik putih ini,
mulai dari keramik tanah sampai keramik cina kekaca. Jenis – jenis ini dapat
dikelompokkan :
3.2.1 Keramik tanah ( carthenware)
kadang – kadang disebut barang pecah – belah semi kekaca ( semivitreous
dinerware) adalah keramik berpori dan tidak translusen dengan glasir lunak.
3.2.2 Keramik – cina ( chinaware)
Keramik vitrifikasi translusen dengan glasir keras yang tahan abrasi
tertentu dinggunakan ntuk tugas nonteknik.
3.2.3 porselin ( porcelain)
keramik virtifikasi transullen dengan glasir keras yang tahan abrasi pada
tingkat maksimum. Dalam kelompok ini termasuk porselin kimia , isolasi dan
dental (pergigian )
3.2.4 Keramik – saniter ( sanitary ware)
Dulu terbuat dari lempung, biasanya berpori oleh karena itu sekarang
menggunakan komposisi kekaca. Kadang – kadang bersama komposisi triaksial
ditambahkan juga grog kekaca ukuran tertentu yang telah menggalami pembakaran
pendahuluan.
3.3.5 Keramik – batu ( stone ware)
Adalah jenis yang tertua di antar barang keramik, yang telah jauh digunakan
sebelum porselin, bahkan keramik ini dapat dianggap sebagai porselin kasar yang
pembuatannya tidak dilakukan dengan teliti dan terbuat dari bahan baku bermutu
rendah.
3.3.6 Ubin keramik –
putih ( whiteware tile )
Terdapat dari bebagai
jenis khusus, biasanya dikelompokkan atas ubin lantai yang tahan atas abrasi
dan kedap terhadap peresapan noda, ada yang diglasir ada yang tidak dan ubin
dinding yang juga mempunyai permukaan keras dan permanent dengan berbagai macam
warna dan tekstur.
3.5 Pembuatan Porselin
yang dilapisi pada
waktu terkena suhu diatas normal, pelapisnya akan retak (bentuk retaknya kecil
memanjang) yang disebut crazing. Retak ini akan menurunkan kekuatan mekanik
benda. yang lebih besar dari pada yang dilapiskan, akan terjadi kompresi pada
ketika suhu rendah. Sedangkan jika kaca pelapis mempunyai lebih kecil
daripada Proses pembuatan perangkat dari porselin secara garis besar yaitu,
setelah tanah liat dibersihkan dari kotoran-kotoran misalnya kerikil, kemudian
dicampur dengan air hingga homogen (tetapi tidak terlalu encer seperti bubur).
Selanjutnya adalah tahap pembentukan, yaitu dengan putaran, penekanan, cetakan,
dan ekstrusi. Selanjutnya setelah perangkat terbentuk, dikeringkan lalu
diadakan pelapisan dengan gelas (glazing) dan terakhir adalah tahap pembakaran.
Perlu di ingat bahwa proses pembuatan perangkat dari keramik sejak masih basah
hingga selesai di bakar akan terjadi pengecilan dimensi. Sedangkan
pada proses pelapisan dengan gelas dan pembakaran menentukan sekali kualitas
produk. Pada pelapisan dengan gelas, kaca halus atau bahan dasar kaca atau
campuran keduanya dipanaskan hingga meleleh, kemudian digunakan melapisi
perangkat yang dikehendaki dengan cara mencelupkan benda atau permukaan yang diinginkankan
untuk dilapisi. Dengan pelapisan gelas seperti ini digunakan untuk memperkuat
dan sekaligus menghiasi permukaan, akan menjadikan produk porselin makin
sedikit kemampuannya menyerap air, mudah dibersihkan, menghilangkan retak-retak
yang ada di permukaan. Dengan pelapisan gelas, arus bocor yang melalui
permukaan isolator akan lebih kecil terutama pada keadaan basah dan sekaligus
dapat menaikkan tegangan terjadinya busur api (flashover). Seperti pada
penggunan kaca bersama-sama dengan logam koefisien termal antar pelapis dan
yang dilapisi harus sama. Jika gelas pelapisnya mempunyai
Untuk pelapisan benda-benda porselin yang besar dapat dilakukan dengan
menuangkan bahan pelapis pada permukaannya. Selanjutnya setelah benda itu
dilapis, dikeringkan dan dilakukan pembakaran. Maksud dari pembakaran adalah
untuk mendapatkan kekuatan mekanik, kemampuan isolasi dan ketahanan terhadap
air yang lebih tinggi. Selama pembakaran, struktur kristal dari tanah liat
(bahan dasar keramik) akan berubah, air yang dikandung akan hilang. Selama
pembakaran juga akan terjadi lubang-lubang kecil. Untuk menutup lubang-lubang
tersebut digunakan bahan yang disebut feldpar. Feldpar selama pembakaran akan
meleleh sehingga mengisi lubang-lubang kecil yang terjadi tersebut sekaligus
berfungsi sebagai bahan penguat.
Untuk pembuatan isolator porselin diperlukan suhu berkisar antara 13000 C
hingga 15000 C dalam jangka waktu 20 hingga 70 jam. Kenaikan
suhu dari normal hingga suhu diatas adalah perlahan-lahan. Setelah mencapai
suhu yang diinginkan, pendinginannya dilakukan secara perlahan-lahan sebelum di
keluarkan dari oven. Untuk pembakaran atau pemanasan dalam oven dapat digunakan
solar, gas, batu bara atau listrik. Cara pembakaran pada benda yang akan di
buat (sebelumnya dikeringkan) diletakkan dalam ruang bakar agar tidak
berhubungan langsung dengan nyala api atau lilitan elemen pemanas yang
digunakan pemanas listrik. Hal ini untuk menghindari pemanasan
yang tidak merata dan pembentukan jelaga. Bagian-bagian dasar dari benda tidak
perlu dilapis dengan gelas agar tidak melekat dengan dasar ruang pembakaran
jika sudah dingin.
Ada dua macam oven untuk pembakaran porselin, yaitu jenis pemanggang (kiln) dan
jenis terowongan. Pada oven jenis pemanggang, proses pembakaran dan pendinginan
dilakukan secara serentak untuk beberapa benda kerja. Untuk industri kecil,
oven ini tepat digunakan.
Oven jenis kedua yaitu jenis terowongan pemanggangan. Dalam oven ini, benda
yang dipanaskan dilewatkan melalui oven secara perlahan-lahan. Panjang oven ini
dapat mencapai 100 meter, terdiri dari tiga bagian proses yaitu : daerah
pemanasan, daerah pemanggang dan daerah pendinginan.
Suhu tertinggi adalah di daerah tengah, yaitu daerah pemanggang dan bagian
pinggir lebih dingin. Dengan demikian selama perjalanan benda-benda kerja akan
terjadi pemanasan dan pendinginan secara bertahap dan perlahan-lahan. Karena
pada oven jenis terowongan ada bagian yang selalu begerak (untuk menempatkan
benda kerja), maka pemanasan terhadap benda kerja adalah terus menerus, demikian
pula pengambilan bagi benda kerja yang selesai dipanasi tidak perlu memadamkan
oven. Pengecilan yang terjadi selama proses pembuatan benda porselin dari
keadaan basah hingga pembakaran adalah sebesar 20%. Karena itu untuk pembuatan
benda porselin pada waktu mentah harus lebih besar dari ukuran akhir yang
dikehendaki. Namun, pada prakteknya sulit didapat ukuran yang presisi, karena
hal ini dipengaruhi komposisi bahan dan kondisi pembakarannya. Umumnya
produk-produk porselin toleransi yang masih dapat ditolerir berkisar antara 2
hingga 5%. Benda-benda porselin disarankan tidak disambung dengan menggunakan
sekrup, tetapi untuk menyambungnya menggunakan lem, semen atau diikat dengan
logam.
Gambar 2. Proses Pembuatan Porselin
dengan Proses Basah Westinghouse
3.6 Refraktori
Refraktori dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya, pengguna akhir dan metoda pembuatannya sebagaimana diperlihatkan dibawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi Refraktori berdasarkan komposisi kimianya(Diambil dari Gilchrist)
Metodaklasifikasi
|
Contoh
|
Komposisi kimia
|
|
ASAM, yang siapbergabung
dengan basa
|
Silika, Semisilika, Aluminosilikat
|
BASA, terutamayang
mengandungoksida logamyang tahanterhadap basa
|
Magnesit, Khrom- magnesit, Magnesit-chromit, Dolomit
|
NETRAL, yang tidak
bergabungdengan asamataupun basa
|
Batu bata tahan api, K hrom, Alumina Murni
|
Khusus
|
Karbon, Silikon Karbid, Zirkon
|
Pengguna Akhir
|
Blast furnaee easting pit
|
Metodapembuatan
|
Proses kempa kering, fused east , cetakan tangan,pembentukan
normal, ikatan dengan pembakaran atau secara kimiawi,tidak dibentuk (monolitik, plastik, ramming mass,gunning eastable, penyemprotan)
|
3.6.1 Refraktori sementahan api
Batubata tahan api merupakan bentuk yang umum dari bahan refraktori. Bahanini digunakan secara luas dalam industri besi dan baja, metalurgi non besi,industri kaca, kiln barang tembikar, industri semen, dan masih banyak yanglainnya.
Refraktori semen tahan api, seperti batu bata tahan api, semen tahan apisilika dan refraktori tanah liat alumunium dengan kandungan silika (SiO 2) yangbervariasi sampai mencapai 78 persen dan kandungan Al2O3 sampai mencapai44 persen. Tabel 5 memperlihatkan bahwa titik leleh (PCE) batu bata tahan api berkurang dengan meningkatnya bahan pencemar dan menurunkan Al2 O3 .Bahan ini seringkali digunakan dalam tungku, kiln dan kompor sebab bahantersebut tersedia banyak dan relatif tidak mahal.
Tabel 2. Sifat-sifat batu batatahan api (BEE, 2005)
Jenis batu bata
Super Duty
|
Persentase
SiO2
49-53
|
Persentase
Al2 O3
40-44
|
Persentase
kandunganlainnya
5-7
|
PCE o C
1745-1760
|
High Duty
|
50-80
|
35-40
|
5-9
|
1690-1745
|
Menengah
|
60-70
|
26-36
|
5-9
|
1640-1680
|
High Duty (Silika)
|
65-80
|
18-30
|
3-8
|
1620-1680
|
Low Duty
|
60-70
|
23-33
|
6-10
|
1520-1595
|